Layak tetesan embun bening dipagi hari,
begitu aku melihat setiap do’a yang terucap dari bibirnya.
Tak lekang oleh waktu, selalu sepanjang masa dan sepanjang nafas dalam raganya masih ada.
Begitu selalu yang kusaksikan.
Aku berdosa jika membuatnya kembali menangisi setiap kelakuanku yang tak baik.
Aku tak mau mendapat perlakuan yang sama dari anak-anakku kelak.
Ia yang kucinta, tak pernah kudengar ia berkata menyesal melahirkan putra putrinya ke dunia ini.
Sedikitnya ia tak pernah dengan sengaja berniat menyakiti anak-anaknya. Satu hal yang aku syukuri, Engkau telah menjadkannya malaikat penjagaku Tuhan, Engkau ciptakan kelembutan dalam setiap sentuhan tangannya, Engkau berikan kehangatan dalam setiap pelukannya, dan Engkau berikan ketenangan dalam setiap penjagaannya.
Dari apa ia Engkau ciptakan? Hingga tak ada hal lain yang mampu menjadi penggantinya.
Kelak aku tak bisa menjadi seperti ini, tanpa campur tangannya.
Alhamdulillah,, puji syukur tak hentinya ingin ku ucap.
Ma, sebelum tuhan memisahkan kita, sebelum Tuhan memberi batasan dinding yang tak dapat ku gapai denganmu, sebelum kelembutan dan setiap tetesan air matamu, serta pelukan hangatmu itu aku rasakan lagi, satu hal yang aku ingin mama tau, aku tak pernah bermaksud menyakiti hati kecilmu yang penuh dengan sejuta ketulusan itu, aku tak bermaksud melanggar setiap aturan yang mama berikan yang aku anggap itu gak adil, aku tak bermaksud membuatmu letih melayani setiap permintaan yang mungkin kau sebenarnya tak mampu kabulkan.
Maaf ma, jika ada kata yang lebih berarti dari kata maaf, maka akan ku persembahkan seluruhnya untukmu, jika seluruh isi dunia ini milikku, maka ingin rasanya ku berikan semuanya untukmu, hanya untuk mama seorang. Tak lagi aku butuh mereka yang setengah-setengah menyayangiku. Aku hanya ingin mama saja.
Tetaplah bersamaku, meski dunia memisah keberadaan raga kita. Tetaplah menjadi malaikat penjagaku, tetap setia menguatkan setiap aku terjatuh, dan tetaplah disini, didalam hatiku, selamanya,,,
love you mom.
begitu aku melihat setiap do’a yang terucap dari bibirnya.
Tak lekang oleh waktu, selalu sepanjang masa dan sepanjang nafas dalam raganya masih ada.
Begitu selalu yang kusaksikan.
Aku berdosa jika membuatnya kembali menangisi setiap kelakuanku yang tak baik.
Aku tak mau mendapat perlakuan yang sama dari anak-anakku kelak.
Ia yang kucinta, tak pernah kudengar ia berkata menyesal melahirkan putra putrinya ke dunia ini.
Sedikitnya ia tak pernah dengan sengaja berniat menyakiti anak-anaknya. Satu hal yang aku syukuri, Engkau telah menjadkannya malaikat penjagaku Tuhan, Engkau ciptakan kelembutan dalam setiap sentuhan tangannya, Engkau berikan kehangatan dalam setiap pelukannya, dan Engkau berikan ketenangan dalam setiap penjagaannya.
Dari apa ia Engkau ciptakan? Hingga tak ada hal lain yang mampu menjadi penggantinya.
Kelak aku tak bisa menjadi seperti ini, tanpa campur tangannya.
Alhamdulillah,, puji syukur tak hentinya ingin ku ucap.
Ma, sebelum tuhan memisahkan kita, sebelum Tuhan memberi batasan dinding yang tak dapat ku gapai denganmu, sebelum kelembutan dan setiap tetesan air matamu, serta pelukan hangatmu itu aku rasakan lagi, satu hal yang aku ingin mama tau, aku tak pernah bermaksud menyakiti hati kecilmu yang penuh dengan sejuta ketulusan itu, aku tak bermaksud melanggar setiap aturan yang mama berikan yang aku anggap itu gak adil, aku tak bermaksud membuatmu letih melayani setiap permintaan yang mungkin kau sebenarnya tak mampu kabulkan.
Maaf ma, jika ada kata yang lebih berarti dari kata maaf, maka akan ku persembahkan seluruhnya untukmu, jika seluruh isi dunia ini milikku, maka ingin rasanya ku berikan semuanya untukmu, hanya untuk mama seorang. Tak lagi aku butuh mereka yang setengah-setengah menyayangiku. Aku hanya ingin mama saja.
Tetaplah bersamaku, meski dunia memisah keberadaan raga kita. Tetaplah menjadi malaikat penjagaku, tetap setia menguatkan setiap aku terjatuh, dan tetaplah disini, didalam hatiku, selamanya,,,
love you mom.
